Pernahkah Anda menemukan terjemah bahasa Jepang yang terasa aneh atau tidak nyambung? Hal ini bukan kebetulan, melainkan akibat dari kesalahan umum yang sering dilakukan penerjemah. Dari salah arti kata hingga keliru memahami konteks budaya, kesalahan kecil bisa berdampak besar pada makna. Oleh karena itu, memahami jebakan dalam proses penerjemahan menjadi kunci agar hasil terjemahan tetap akurat dan profesional.
Tidak bisa dipungkiri, terjemah bahasa Jepang memiliki tantangan yang berbeda dibanding bahasa lain. Struktur kalimat yang kompleks, adanya tingkat kesopanan, serta penggunaan istilah khas menjadikan bahasa Jepang sangat kontekstual. Jika tidak ditangani oleh penerjemah berpengalaman, risiko salah tafsir bukan hanya merugikan, tetapi juga bisa menimbulkan kesalahpahaman serius, baik dalam komunikasi bisnis maupun akademik.
Lebih dari itu, kebutuhan akan terjemah bahasa Jepang terus meningkat seiring pesatnya hubungan Indonesia dan Jepang di berbagai bidang. Dari kontrak bisnis, dokumen resmi, hingga hiburan populer seperti anime dan manga, kualitas terjemahan yang buruk dapat merusak tujuan komunikasi. Karena itu, penting untuk mengenali kesalahan-kesalahan yang sering terjadi agar Anda lebih cermat dalam memilih jasa penerjemahan yang benar-benar dapat diandalkan.
Kesalahan Literal dalam Terjemah Bahasa Jepang
Salah satu kesalahan paling umum adalah menerjemahkan kata secara literal tanpa memperhatikan makna sebenarnya. Bahasa Jepang memiliki struktur kalimat yang berbeda jauh dari bahasa Indonesia. Misalnya, kata kerja biasanya ditempatkan di akhir kalimat, sehingga jika diterjemahkan apa adanya, hasilnya bisa membingungkan.
Contoh sederhana adalah penggunaan kata “いただきます” yang secara literal berarti “saya menerima”. Jika diterjemahkan langsung, maknanya tidak sesuai. Padahal, dalam budaya Jepang, kata ini digunakan sebelum makan sebagai ungkapan rasa syukur. Kesalahan literal seperti ini dapat menghilangkan makna budaya yang terkandung dalam bahasa.
Oleh karena itu, penerjemah harus memahami konteks, bukan hanya kata. Dalam terjemah bahasa Jepang, konteks budaya sangat penting agar pesan tersampaikan dengan tepat dan tidak menimbulkan salah tafsir.
Mengabaikan Tingkat Kesopanan Bahasa Jepang
Bahasa Jepang memiliki sistem keigo atau tingkat kesopanan yang kompleks, yang digunakan sesuai dengan lawan bicara dan situasi. Kesalahan dalam penggunaan keigo dapat dianggap tidak sopan atau bahkan menyinggung pihak lain.
Misalnya, dalam dokumen bisnis, penggunaan bahasa formal adalah keharusan. Jika penerjemah tidak memahami tingkatan bahasa ini, maka terjemahan bisa terdengar terlalu santai dan tidak pantas. Begitu juga dalam dokumen akademik atau surat resmi, ketepatan penggunaan bahasa formal akan menentukan kredibilitas dokumen tersebut.
Dalam terjemahan bahasa Jepang, mengabaikan aspek kesopanan bisa berdampak serius, terutama ketika menyangkut komunikasi resmi dengan perusahaan Jepang atau instansi pemerintah.
Kesalahan dalam Konteks Budaya
Selain literal, kesalahan lain yang sering terjadi adalah penerjemah tidak memperhatikan konteks budaya. Bahasa Jepang kaya akan idiom, ungkapan, dan nuansa budaya yang sulit diterjemahkan langsung. Misalnya, idiom “猿も木から落ちる” yang secara literal berarti “monyet pun jatuh dari pohon”. Jika diterjemahkan tanpa konteks, orang Indonesia akan kebingungan. Padahal, arti idiom ini adalah “setiap orang bisa membuat kesalahan”.
Kesalahan konteks budaya bisa menimbulkan kebingungan dalam dokumen resmi atau bahkan salah persepsi dalam bisnis internasional. Oleh karena itu, penerjemah harus memiliki pemahaman mendalam tentang budaya Jepang agar hasil terjemah bahasa Jepang tetap akurat.
Dampak Kesalahan pada Dokumen Resmi dan Bisnis
Kesalahan kecil dalam terjemahan bahasa Jepang bisa berdampak besar jika terjadi pada dokumen resmi atau kontrak bisnis. Misalnya, salah menerjemahkan istilah hukum dalam kontrak dapat menimbulkan perbedaan penafsiran yang merugikan perusahaan. Begitu juga dalam dokumen akademik, kesalahan terjemahan bisa menyebabkan penolakan oleh universitas atau lembaga terkait.
Dalam bisnis, salah tafsir pada laporan keuangan atau dokumen ekspor-impor bisa berakibat fatal. Perusahaan bisa mengalami kerugian besar hanya karena penerjemah tidak memahami istilah teknis atau konteks bisnis Jepang. Oleh sebab itu, penting sekali memilih jasa terjemah bahasa Jepang yang memiliki pengalaman dalam menangani dokumen resmi maupun bisnis.
Cara Menghindari Kesalahan dalam Terjemah Bahasa Jepang
1. Pilih penerjemah profesional dan berpengalaman
Pastikan Anda menggunakan jasa penerjemah yang benar-benar ahli dalam terjemahan bahasa Jepang. Seorang profesional tidak hanya menguasai tata bahasa, tetapi juga paham budaya dan konteks komunikasi yang menyertainya.
2. Gunakan penerjemah tersumpah untuk dokumen resmi
Jika dokumen yang diterjemahkan bersifat legal atau administratif, seperti akta, ijazah, atau kontrak, pilih penerjemah yang memiliki legalitas resmi. Hasil terjemahan dari penerjemah tersumpah akan diakui oleh instansi pemerintah, kedutaan, maupun lembaga pendidikan.
3. Manfaatkan layanan tambahan dari penerjemah
Beberapa jasa penerjemahan menyediakan layanan legalisasi dokumen di notaris, kementerian, hingga kedutaan. Dengan memanfaatkan layanan ini, Anda tidak hanya mendapatkan terjemahan bahasa Jepang yang akurat, tetapi juga dokumen yang sah secara hukum serta proses administrasi yang lebih cepat.
Solusi Untuk Terjemahan Bahasa Jepang
Kesalahan dalam terjemah bahasa Jepang bisa menimbulkan risiko besar, mulai dari kerugian bisnis hingga penolakan dokumen resmi. Karena itu, memilih penerjemah profesional adalah sebuah keharusan, bukan pilihan.
Mediamaz STBA JIA siap mendukung kebutuhan terjemahan Anda. Setiap terjemahan diproses dengan ketelitian dan sesuai standar hukum yang berlaku. Hubungi kami melalui website resmi kami sekarang